Pada kesempatan
kali ini penulis mencoba untuk menulis singkat dengan tawuran sebagai Topiknya.
Tawuran, sudah tidak asing lagi di telinga kita kata ini. Disini penulis coba
uraikan secara singkat definisi, faktor – faktor penyebab pecahnya aksi
tawuran, kerugian yang ditimbulkan, cara untuk mengantisipasi terjadinya
tawuran.
Tawuran atau
Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar
sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau
suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele
sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran merupakan suatu
penyimpangan sosial berupa perkelahian - Sumber
Dari sudut
pandang penulis, tawuran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh 2
kelompok / lebih yang berisikan individu – individu yang kehilangan moral dan
akal sehatnya.
Sekarang ini,
kita sering menjumpai maraknya aksi tawuran, tidak memandang usia maupun status
sosial, tawuran seakan – akan membudaya di masyarakat kita, yang lebih menjadi
sorotan, adalah bahwa banyak diantara para pelaku tawuran yang masih duduk di
bangku SD, SMP, SMA, dan juga Mahasiswa. Sedih kalau melihat kalangan pelajar
negeri ini sekarang bukan berlomba – lomba menciptakan prestasi yang dapat
dibanggakan di kalangan masyarakat maupun dunia internasional, akan tetapi
justru berlomba menunjukan siapa yang paling kuat dan “berkuasa”.
Dari wawancara
penulis dengan beberapa orang teman yang penulis tahu bahwa dulu, dia sering
terlibat tawuran, penulis mendapati beberapa aspek / faktor umum yang
menyebabkan pecahnya aksi tawuran, dari semua faktor yang ada, sungguh
disayangkan bahwa kalangan terpelajar kita sekarang ini mudah terpancing
emosinya walaupun dengan hal – hal sepele.
Beberapa faktor
tersebut antara lain:
1. Mau menunjukan siapa yang hebat, kuat, berkuasa &
layak
disegani
Banyak diantara pelaku tawuran, akan
merasa bangga saat mereka bisa melukai / menghajar lawan habis habisan, padahal
mereka bersama – sama melakukannya (baca: melukai / menghajar). Jadi, dimana
letak “paling kuat & hebat”-nya? Disegani? Masyarakat akan segan dengan
pribadi yang memiliki wibawa, ingtegritas, dan prestasi serta teladan yang bisa
dicontoh yang tinggi dibalut dengan ke-rendah-an hatinya, sedangkan dengan para
pelaku tawuran, teladan apa yang mau kita ambil?
2. Mau menunjukan siapa yang paling “berani”
Sebenarnya, alasan ini kurang bisa
diterima, kenapa? Dari faktor ke-1 tadi, mereka (baca: pelaku tawuran) setelah
“berhasil menjalankan misinya” mereka akan segera berlarian membubarkan diri
ketika ada Polisi / masyarakat sekitar yang akan menangkap mereka. Jadi, dimana
letak “berani” dari para pelaku? Menurut penulis, berani artinya adalah siap
menanggung resiko dari apa yang telah diperbuat, sedangkan mereka, layak kah
disebut pemberani?
3. Agar kelompok mereka 'di-cap' memiliki solidaritas tinggi
Ini alasan yang paling bertolak
belakang dari semua kegiatan (baca:tawuran) yang mereka lakukan. Kenapa? Mereka
akan terlihat “solid” ketika menyerang kelompok lain (keroyokan), tetapi ketika
ada salah satu anggota mereka yang terluka parah, tertangkap kelompok lawan /
warga sekitar maupun polisi yang bertugas, kemanakah teman - teman mereka yang
katanya “solid” itu?
4. Cinta
Mungkin di telinga sebagian pembaca
menganggap ini merupakan alasan yang konyol, penulis juga sependapat. Ternyata,
ada diantara penyebab pecahnya aksi tawuran yang disebabkan ada anggota
kelompok lain yang berhasil memikat lawan jenis yang juga disukai oleh anggota
kelompok lain,merasa tak dihargai, kelompok yang anggotanya tidak terima pun
akhirnya meluncurkan “misi” baru.
Dari
setiap tindakan yang kita lakukan sudah pasti ada akibat / impact, entah itu
secara langsung maupun tidak. Tawuran juga meninggalkan “jejak” baik yang kecil
maupun yang besar. Tanpa harus penulis ulas kembali disini, pembaca pastinya
sudah mengetahui betul efek / impact dari tawuran itu sendiri.
Demikianlah ulasan singkat penulis
seputar tawuran, semoga dengan ulasan singkat ini, semakin banyak yang berubah
pola pikir & sudut pandangnya tentang tawuran dan tergerak hatinya untuk
ikut aktif & berperan serta dalam menghilangkan “budaya” ini ditengah –
tengah masyarakat Indonesia. Salam.